Kamis, 01 Desember 2011

Strategi Pengelolaan Laboratorium Sains

Pendahuluan
            Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, kebun misalnya. Dalam pengertian yang terbatas laboratorium ialah suatu ruangan tertutup dimana percobaan atau penyelidikan dilakukan.
            Suatu sekolah yang mengajarkan Ilmu pengetahuan Alam hendaknya mempunyai laboratorium. Karena dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya sekedar mendengarkan  keterangan guru dari pelajaran yang diberikan, tetapi harus melakukan kegiatan sendiri untuk mencari keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajarinya. Karena sifat kegiatan dari pelajaran IPA ini, diperlukan ruangan khusus, ialah laboratorium. Dengan laboratorium diharapkan  pengajaran IPA dapat dilaksanakan menurut yang seharusnya.
            Dalam kerja dilaboratorium tentu saja kita punya target atau tujuan, namun hendaknya untuk mencapai target tersebut keselamatan tidak kita abaikan. Dalam bekerja hendaknya ada strategi untuk menghindari kecelakaan. Dalam bekerja juga hendaknya kita punya motto : Hasil didapat, diri selamat atau jangan mengorbankan diri demi target. Beberapa contoh kebakaran laboratorium di Universitas terkemuka negeri ini adalah ITB (1973), UGM (1995) dan USU (2006). Semua peralatan, bahan kimia, dan dokumen yang dimiliki yang telah dikumpulkan sekian tahun musnah terbakar. Tragedy ini kita harapkan tidak akan terulang lagi sehingga strategi pengelolaan laboratorium agar menjadi laboratorium yang terhindar dari kecelakaan mutlak harus diimplementasikan.
            Di bidang penelitian harus diakui masih jauh tertinggal dibanding dengan Negara di dunia bahkan dengan Negara Asean saja kita sangat jauh tertinggal. Berdasarkan survey PBB tahun 2000 terhadap mutu perguruan Tinggi dunia, maka dari seratus urutan Perguruan Tinggi Asia, tidak satupun tercantum Perguruan Tinggi Indonesia. Mungkin di berbagai Perguran Tinggi banyak laboratorium yang tidak pernah terjadi kecelakaan, tetapi mungkin juga tidak terjadi kecelakaan karena laboratorium tersebut jarang atau tidak pernah digunakan. Hal yang diinginkan adalah dinamika laboratorium tinggi namun tidak terjadi kecelakaan (zero accident). Maka untuk mencapai hal tersebut sekali lagi implementasi strategi pengelolaan laboratorium yang baik adalah kata kuncinya.
Jadi untuk mengoptimalkan pengelolaan ruangan laboratorium diperlukan strategi yang bagus dan terkoordinir. Yang dimaksud dengan optimasi ruangan adalah suatu usaha untuk mengoptimasikan pemakaian ruangan sehingga laboratorium tersebut secara optirnal memberikan faedah dan penunjang pencapaian tujuan ruangan. Berbagai ruangan / laboratorium yang befungsi sebagai tempat pelatihan siswa dan bertujuan untuk memberikan keterampilan sains pada siswa, tentu saja laboratorium yang optimum penggunaannya akan memberikan faedah yang sebesar-besarnya kepada siswa yaitu memberikan ketrampilan sains yang handal.
Isi
           
Untuk mengelola laboratorium dengan baik, diperlukan strategi untuk mengelolanya. Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Henri Fayol (1996: 86) menyatakan bahwa pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993:31) menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan,pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran.
Dalam mengelola laboratorium dengan baik, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut:
1. Pengelolaan Perangkat Laboratorium
2. Pengelolaan Kegiatan Lab/Praktikum
3. Pengelolaan Limbah Laboratorium
4. Pengelolaan Keselamatan Kerja di Laboratorium
Pengelolaan Laboratorium berkaitan dengan manajemen dalam pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.           Untuk mengelola laboratorium, diperlukan laboran. Laboran sangat diperlukan agar laboratorium dapat berfungsi dengan sebaik baiknya. Laboran adalah petugas laboratorium yang membantu guru agar kegiatan di laboratorium dapat optimal. Jika ada lebih dari satu laboratorium, setiap laboratorium sekurang kurangnya memerlukan seorang laboran dan mungkin juga seorang teknisi laboratorium sebagai koordinator laboran. Jika seorang laboran sekaligus sebagai teknisi laboratorium, maka dia harus memiliki kemampuan dan ketrampilan membantu guru di laboratorium, termasuk mereparasi alat laboratorium sampai tingkat kesukaran tertentu. Dia harus memahami azas kerja berbagai jenis alat sehingga dapat melakukan perbaikan perbaikan terbatas terhadap beberapa jenis alat.
Seorang laboran IPA harus mengenal berbagai zat kimia yang ada di sekolah, mampu dan trampil membuat larutan yang diperlukan. Dia juga berpengalaman dalam melakukan sejumlah percobaan dalam biologi, fisika, dan kimia.
1.        Pengelolaan Perangkat Laboratorium
Pengadministrasian laboratorium yang dimaksudkan adalah suatu proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktifitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis. Sistempengadministrasian yang baik merupakan kunci dalam meningkatkan kelancaran berbagai aspek pengelolaan laboratorium. Misalnya dalam merencanakan pengadaan alat dan bahan, mengendalikan efisiensi penggunaan budget, memperlancar pelaksanaan praktikum, penyusunan laporan yang objektif, maupun dalam mengawasi dan melindungi kekayaan laboratorium. Mengingat laboratorium merupakan investasi sektor pendidikan yang relatif mahal, sudah sewajarnya sistem pengadministrasiannya harus dikelola dengan penuh tanggung jawab.
Laboratorium sains di persekolahan, tentu akan memiliki kelengkapan yang berbeda apabila dibandingkan dengan laboratorium di industri ataupun lembaga penelitian. Perbedaan tersebut sangat rasional karena ketiga lembaga tersebut mempunyai misi yang berbeda. Namun apabila ditinjau dari sudut pengadministrasian ketiganya memiliki komponen yang mirip yaitu adanya :
· Bangunan/Ruangan laboratorium
· Fasilitas umum laboratorium
· Peralatan dan bahan
· Ketenagaan laboratorium
· Kegiatan laboratorium
Tugas pengelola laboratorium dalam pengadministrasian adalah merekam/menginventarisir komponen-komponen laboratorium tersebut. Adapun alat/instrumen yang digunakan untuk merekam komponen laboratorium tersebut dalam modul ini dinamakan format administrasi laboratorium.
2.        Pengelolaan Kegiatan/Praktikum Laboratorium
Kinerja suatu lembaga biasanya ditentukan oleh frekuensi dan kualitas kegiatan yang dilakukannya. Kinerja lembaga yang baik tentu sangat ditentukan oleh seberapa jauh personel yang ada di dalamnya memfungsikan semaksimal mungkin prasarana dan sarana yang ada. Prestasi personel dan lembaga tersebut dapat dikenal oleh banyak orang manakala lembaga tersebut mempublikasikan keadaan lembaganya melalui media informasi. Publikasi tersebut tidak lain merupakan pertanggung jawaban (akuntabilitas) lembaga itu tehadap publik. Implikasi dari publikasi yang disajikan, tentunya menuntut adanya data yang tepat sesuai keadaan nyata. Data kegiatan nyata dapat diungkapkan, manakala kegiatan yang dilakukan terekam/teradministrasi dengan baik.
Oleh karena itu pengadministrasian kegiatan lembaga khususnya kegiatan laboratorium merupakan salah satu bagian penting dari pengelolaan lembaga/laboratorium. Di suatu lembaga mungkin saja hanya memiliki satu laboratorium mungkin juga lebih. Misalnya dalam sistem persekolahan mungkin terdapat lab kimia, fisika, dan biologi; pada lembaga lain untuk bidang kimia sendiri tersedia berbagai macam lab seperti lab kimia dasar, lab kimia anorganik, lab kimia analitik, lab kimia fisika, lab kimia instrumen, lab kimia oganik, lab biokimia dll. Dengan tidak memandang banyak dan sedikitnya jumlah lab yang ada disuatu lembaga, maka pengadminstrasian kegiatan lab merupakan qonditio sin quanon karena diperlukan untuk kepentingan, kemajuan dan keberlanjutan lembaga itu.

3.        Pengelolaan Limbah Laboratorium
Limbah menurut Recycling and Waste Management Act (krW-/AbfG) didefinisikan sebagai benda bergerak yang diinginkan oleh pemiliknya untuk dibuang atau pembuangannya dengan cara yang sesuai, yang aman untuk kesejahteraan umum dan untuk melindungi lingkungan. Adanya bahan kimia di universitas di mulai dari pemberian bahan yang diperlukan dari gudang bahan kimia kepada pekerja atau mahasiswa yang mengambil mata kuliah praktek di laboratorium. Bahan tersebut digunakan untuk sintesis maupun analisis. Karena tujuan penggunaannya maka terbentuk bahan awal, produk samping, pelarut yang digunakan dan bahan kimia yang terkontaminasi, dimana bahan ini harus diurai atau dibuang jika daur ulangnya tidak mungkin dilakukan. Berlawanan dengan limbah industri, limbah kimia dari laboraotrium di universitas yang terbentuk biasanya dalam jumlah kecil dari campuran yang sangat kompleks. Intinya, hal ini menyatakan jumlah limbah yang berarti, yang harus dibuang dari universitas dengan menggunakan dananya sendiri.
Untuk membuang limbah laboratorium, yang mungkin berbeda pada tempat yang berbeda pula, cara yang sesuai bergantung pada tipe percobaan yang dilakukan dan bahan kimia yang digunakan. Tetapi beberapa tipe limbah berbahaya yang dihasilkan tidak dapat dibuang dalam bentuk aslinya dan harus diolah terlebih dahulu. Dengan bantuan proses yang sesuai, limbah tersebut dapat dihilangkan sifat racunnya di tempat bahan tersebut dihasilkan. Keuntungan dari penghilangan sifat racun juga mengurangi
resiko kontaminasi pada pekerja yang tidak berpengalaman dalam menanganinya bila terjadi kecelakaan dengan limbah ini, oleh karena itu hal ini juga untuk menghindari resiko terhadap kontaminasi lingkungan.

4.        Pengelolaan Keselamatan Kerja di Laboratorium
Selama abad yang lalu, kimia telah membuat kita semakin memahami dunia fisik dan biologis serta kemampuan kita untuk memanipulasinya. Pekerjaan yang dilakukan di laboratorium kimia di seluruh penjuru dunia terus memungkinkan kemajuan penting di dunia sains dan teknik. Laboratorium kimia menjadi pusat pemerolehan pengetahuan dan pengembangan materi baru untuk digunakan di masa depan, serta pusat pemantauan dan pengendalian bahan kimia yang saat ini digunakan secara rutin dalam ribuan proses komersial. Sebagian besar bahan kimia yang saat ini dihasilkan dan digunakan adalah bahan yang bermanfaat, tetapi sebagian juga berpotensi merusak kesehatan manusia, lingkungan, dan sikap masyarakat terhadap perusahaan kimia. Lembaga harus menyadari potensi penyalahgunaan secara tidak sengaja dan sengaja seperti terorisme atau perdagangan obat-obatan ilegal. Laboratorium menghadapi sejumlah ancaman, termasuk pencurian informasi sensitif, peralatan bernilai tinggi, dan bahan kimia dengan “penggunaanganda” yang mungkin digunakan sebagai senjata. Penyelamatan dan pengamanan bahan kimia bisa mengurangi risiko-risiko ini. Budaya baru yang berisi kesadaran keselamatan dan keamanan, akuntabilitas, penataan, dan pendidikan telah berkembang di seluruh dunia di laboratorium milik industri kimia, pemerintah, dan lembaga pendidikan. Laboratorium telah mengembangkan prosedur dan peralatan khusus untuk menangani dan mengelola bahan kimia secara selamat dan aman. Pengembangan “budaya keselamatan dan keamanan” menghasilkan laboratorium yang aman dan sehat bagi lingkungan tempat kita mengajar, belajar, dan bekerja.

KESIMPULAN
Laboratorium berasal dari kata Latin yang berarti ”tempat bekerja.” Karena kemajuan sains dan teknologi demikian pesatnya, maka dirasa perlu adanya ruang tempat siswa melakukan kegiatan yang berkaitan dengan sains. Ruang laboratorium dapat terbuka dan dapat pula tertutup. Ruang laboratorium terbuka adalah tempat-tempat di lingkungan terbuka yang dapat digunakan untuk kegiatan sains, sebagai contoh lapangan, halaman sekolah, kebun, dan sawah. Sedang ruang tertutup mengacu pada ruang tertentu yang difasilitasi untuk kegiatan sains.
            Laboratorium sebagai sumber belajar untuk memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik. Untuk memahami ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak, siswa yang taraf berpikirnya masih konkrit dapat belajar lebih baik melalui hal-hal yang konkrit (nyata). Oleh karena itu, perhatian terhadap ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif sangat diperlukan. Laboran sangat diperlukan agar laboratorium dapat berfungsi dengan sebaik baiknya. Laboran adalah petugas laboratorium yang membantu guru agar kegiatan di laboratorium dapat optimal. Jika ada lebih dari satu laboratorium, setiap laboratorium sekurang kurangnya memerlukan seorang laboran dan mungkin juga seorang teknisi laboratorium sebagai koordinator laboran.
Asas keselamatan/keamanan pemakai dan alat ialah menempatkan alat sedemikian sehingga tidak menimbulkan kecelakaan pada pemakai ketika mengambil dari dan mengembalikan alat ketempatnya. Alat yang berat atau yang mengandung zat berbahaya diletakkan di tempat penyimpanan yang mudah dijangkau, misalnya di rak bawah lemari, tidak di rak teratas. Demikian pula dengan alat itu sendiri. Alat tidak boleh ditempatkan di tempat yang dapat menyebabkan alat itu rusak. Alat yang mahal atau yang berbahaya ditempatkan di tempat yang terkunci. Kemudahan menemukan atau mengambil alat sangat penting, karena dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi kerja di laboratorium. Alat harus ditempatkan di tempat tertentu, tidak berpindah-pindah, dikelompokkan menurut pengelompokan yang logis. Alat yang tidak mudah dikenali dari penampilannya diberi label yang jelas dan mungkin diletakkan menurut urutan abjad label yang digunakan. Alat sejenis diletakkan di tempat yang sama atau berdekatan.
Untuk memudahkan pengecekkan, penggunaan, pemeliharaan, pengadaan, dan terutama pertanggung-jawaban, semua fasilitas, termasuk alat/bahan yang terdapat di laboratorium harus diadministrasikan. Pengadministrasian adalah pencatatan nama alat/bahan, jumlahnya, ukurannya, mereknya, nomor kode, dan tempat menyimpannya.
Selama bekerja di laboratorium, faktor disiplin sangat perlu diperhatikan. Disiplin yang baik merupakan factor yang penting dalam memelihara keselamatan kerja di laboratorium. Dalam usaha menjaga keselamatan kerja, pencegahan lebih penting daripada pemeliharaan setelah terjadi kecelakaan. Salah satu tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah penyusunan tata tertib laboratorium.

Daftar Pustaka

Hadiat, Moedjadi dkk, 1978,  Pengelolaan Laboratorium Sekolah Dan Manual Alat Ilmu Pengetahuan Alam, Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Noran, Lisa dan Tina Mas Ciangioli. 2010, Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia, The National Academies Press, Washington, DC. http://k3l.ui.ac.id/node/27

Rufiati, Etna. 2011. Bagaimana Cara Mengelola Laboratorium. Bandung.

Tim Konsultan Kimia, 2003, Pengelolaan Laboratorium Bandung, FPTK UPI.

Tim Dosen Mata Kuliah Pengelolaan Laboratorium. 2009, Pengelolaan Laboratorium, Jurusan Kimia FMIPA, UNIMED, Medan.

-------------------------, 2000, Perlakuan dan Pembuangan Limbah Kimia dari Pekerjaan Laboratorium Sehari-hari. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Widyanto, Aji, 2009,  Pengelolaan Laboratorium,  Chemistry Education. http://pengelolaan-laboratorium.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar